Blog

Menulis Esai Singkat

Praktik menulis berikut ini bertujuan menanamkan secara lebih mendalam cita rasa tata susunan (a sense of structure) dalam menulis karangan. Cita rasa ini membangun kepercayaan diri dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menulis karangan apa pun. Dengan cita rasa ini, kita percaya akan dapat memberikan tatanan kepada gagasan-gagasan kita. Pada umumnya, orang suka dan ingin dapat mengarang untuk mengungkapkan dan menyampaikan gagasannya kepada orang lain supaya dipahami.

Kalau mengarang sering dirasakan sebagai momok, mungkin dikarenakan belum tertanam dalam diri kita sense of structure itu. Kita berlatih membangun cita rasa ini dengan mengandaikan kita telah mengadakan penelitian, telah mengumpulkan data dengan metode pengamatan, wawancara, partisipasi, studi pustaka atau metode yang lain, telah melihat bermacam-macam hubungan antara data itu (hubungan sebab akibat, hubungan syarat, hubungan cara, hubungan tujuan, hubungan keanggotaan, hubungan jenis, hubungan contoh, hubungan detail, dan hubungan unsur), dan telah mengonsepsikan kerja atau kegiatan mengarang menurut dasar-dasar mengarang. Ada delapan langkah dalam praktik menulis esai singkat, yaitu sebagai berikut.
Pertama, tuliskanlah (rumuskanlah) sebuah pernyataan gagasan pokok, berupa satu kalimat lengkap. Gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian Anda tentang topik yang Anda pilih. Bila Anda mengarang sebuah esai, pembicaraan Anda hendaknya terarah kepada gagasan pokok itu. Tujuan mengarang ialah membeberkan gagasan pokok Anda tentang suatu hal.
Kedua, untuk mengarang esai yang Anda rencanakan itu, pikirkan dan rumuskanlah pikiran-pikiran utama yang mendukung dan membeberkan gagasan pokok Anda itu.
Ketiga, untuk mengembangkan dan menjelaskan tiap pikiran utama itu, temukanlah dan tuliskanlah evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguatnya.
Keempat, sekarang cobalah membangun sebuah paragraf dengan pikiran utama dan pikiran-pikiran pengembangnya. Sebelumnya, hendaknya ditentukan modelnya: model P-D-K (Pendirian-Dukungan-Kesimpulan), model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian), atau model Inversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan di bagian akhir). Selain itu, hendaknya diterapkan dan diurutkan unsur-unsur atau komponen-komponen yang telah ditentukan takarannya. Unsur-unsur pembangun paragraf adalah pembuka, pikiran utama, pikiran pendukung, pikiran penjelas, peralihan, dan kesimpulan. (Pikiran pengembang di sini dibedakan menjadi pikiran pendukung dan pikiran penjelas.) Sementara yang dimaksud dengan "takaran" ialah berapa jumlah pikiran pendukung dalam paragraf.
Kelima, bila tiap-tiap pikiran utama Anda sudah lengkap dengan pikiran-pikiran pengembangnya, bangunlah paragraf-paragraf berikutnya dengan berpola P-D-K atau pola yang lain. Namun, ingatlah selalu gagasan pokok yang hendak Anda tuju lewat esai ini.
Keenam, setelah paragraf-paragraf tubuh esai itu selesai dibangun, susunlah paragraf kesimpulannya.
Ketujuh, setelah Anda membangun paragraf-paragraf tubuh esai dan menyusun paragraf kesimpulannya, sekarang pikirkanlah sebuah paragraf pengantar untuk memperkenalkan topik atau masalah dan untuk menarik minat pembaca. Mungkin cerita kecil atau lukisan singkat atau kutipan akan berguna untuk tujuan itu. Dalam paragraf pengantar esai dengan model P-D-K atau P-S-P, dinyatakan juga gagasan pokok esai. Dalam paragraf pengantar esai dengan model Inversi, paragraf pengantar hanya membeberkan (menceritakan atau melukiskan) sedikit pembukanya saja.
Kedelapan, setelah memiliki paragraf-paragraf tubuh esai, paragraf kesimpulan, dan paragraf pengantar, sekarang revisilah draf-draf itu dengan menambah atau mengurangi isinya, dengan cara mengubah atau membetulkan pemakaian/pemilihan kata, frase, dan kalimat. Kemudian, tulislah kembali esai Anda, dengan urutan paragraf pengantar, paragraf-paragraf tubuh esai, dan paragraf kesimpulan.

by Salwanto

0 komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

:Wikimu - bisa-bisanya kita.../ Gelang merah untuk anak Indonesia

Bening CS© 2011 Design by Insight