Blog

Kecil Menyontek, Besar Plagiat, Mungkin Saja

Dengan sengaja saya menulis judul tulisan kecil ini seperti di atas, karena menurut hemat saya, seorang plagiator 'mungkin' saja ketika masih di pendidikan dasar sudah belajar menyontek dan menjiplak. Ini masih satu kemungkinan, lebih tepat disebut sebagai salah satu sebab yang mungkin terjadi, karena mengapa (juga) seorang guru besar (sekali pun) berani-beraninya melakukan plagiat, jika bukan karena sebuah 'keseringan', sebuah cara 'belajar' yang timpang dan berangkat dari pengalaman?

Ugh...menyakitkan memang, mendengar merebaknya kasus plagiat/penjiplakan yang seharusnya tidak pantas menimpa seorang guru besar. Tetapi mau apa dikata, inilah fakta, solusi mentah dan masih terbuka untuk diperdebatkan coba saya sampaikan di sini. Bahwa FONDASI PENDIDIKAN DASAR HARUS KUAT. Artinya, pertama, berikanlah kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuan. Guru atau pendidik menfasilitasinya secara benar (berdasarkan hakikat pendidikan yang dianut). Contoh kongkret untuk hal ini adalah berikan ruang yang terbuka kepada peserta didik untuk menulis dan membaca, menganalisis masalah dan memahami konteks. Hindari pula soal-soal pertanyaan yang 'membodohkan' siswa semisal soal pilihan ganda, tetapi perkaya siswa dengan penerapan pisau analisis melalui soal-soal essay.

Kedua, hakikat pendidikan sejatinya adalah mencerahkan bukan sebaliknya membuatakan mata hati nurani manusia. Itu artinya, baik peserta didik maupun pendidik harus belajar dan berguru pada dan untuk KEBENARAN. Tujuan pendidikan sejatinya bukan supaya seorang anak didik mendapat nilai 10 atau A+, atau sebuah universitas mendapat nilai A+ atau terakreditasi. Tujuan pendidikan sejatinya adalah menciptakan manusia-manusia unggul yang nantinya dapat mempertanggungjawabkan kehidupan bagi dirinya sendiri, lingkungan dan Tuhan.

Ketiga, hemat saya, mengapa seorang anak didik menyontek/menjiplak, dan seorang guru besar 'berani' melakukan plagiat, adalah karena sang pelaku tidak memahami content dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya. Lantas pertanyaan lebih lanjut, bagaimana seharusnya kita memulainya? jawabannya sangat sederhana. Mulailah dari diri sendiri. Titik. Jika masih bertanya bagaimana? maka bergurulah kepada KEBENARAN. Titik.

oleh: Kris Bheda

0 komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

:Wikimu - bisa-bisanya kita.../ Gelang merah untuk anak Indonesia

Bening CS© 2011 Design by Insight