Blog

Faedah Membaca Ayat Kursi

0 komentar
Kemaren sore saya kedatangan seorang tamu. Setelah anak-anak Amalia bimbel bahasa Inggris, istri saya mengantarkan pengajarnya untuk pulang, datanglah seorang teman yang terbilang cukup muda. Kami berbincang tentang banyak hal sampai kemudian dia mengatakan dirinya dihinggapi ketakutan, misal ketika dalam kegelapan atau di saat dirinya sedang sendirian. Dia bertanya 'apa yang harus saya lakukan?' Kemudian saya menganjurkan pada sebaiknya ketika dalam ketakutan, kegelapan ataupun sendirian berserah diri pada Alloh SWT dengan banyak-banyak membaca ayat kursi sebab ayat kursi juga disebut dengan asy-syifa atau obat bagi hati kita bila sedang ketakutan.

Keistimewaan al Qur'an antara lain adalah bahwa membacanya dinilai sebagai ibadah meski tidak faham artinya, berbeda dengan doa yang harus difahami artinya.. Anjuran untuk bertadarus banyak sekali dijumpai dalam ajaran Islam. Al Qur'an sendiri menyebut dirinya sebagai hudan (petunjuk), syifa (obat), rahmah (wujud kasih sayang), zikr (peringatan), tibyanan (penjelasan). Di samping itu hadis Nabi banyak menyebut keutamaan dan khasiat membaca surat atau ayat tertentu. Oleh karena itu tidak aneh jika muncul persepsi orang Islam yang menempatkan ayat al Qur'an sebagai asy-syifa atau obat. Hadis tentang khasiat ayat Kursi misalnya menyebutkan, : Jika ayat Kursi dibaca di rumah, maka syaitan terhalang tiga hari dan tukang sihir terhalang 40 hari tidak bisa masuk ke dalamnya. Hadis lain menyebut bahwa barang siapa membaca ayat Kursi setiap habis salat fardu maka ia layak masuk sorga, dan hanya orang jujur dan ahli ibadah yang bisa melakukannya, barang siapa yang membacanya setiap akan tidur maka Alloh memberikan rasa aman kepada dirinya dan kepada tetangga di sekelilingnya. Nabi sendiri pada waktu perang Badar selalu membaca ayat ini, terutama pada bagian ya Hayyu ya Qoyyum.


Artinya ayat Kursi, Alloh, tiada Tuhan selain Dia, yang Hidup dan terus menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengenal ngantuk, apalagi tidur, bagi Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa izin Nya, Alloh mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh kecuali apa yang dikehendaki Nya, Kursi Alloh meliputi langit dan bumi, dan Alloh tidak repot mengurusi keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Dari ayat itu sekurangnya ada empat hal bisa didalami maknanya. (1) bahwa Alloh itu hayyun dan qayyum, yakni hidup dan aktif mengurusi alam semesta (2) Alloh memiliki dan menguasai langit dan bumi dengan segala isinya, (3) Alloh mengetahui se detail-detailnya tentang apa dan siapa, dan (4) Manusia tidak dapat menggapai ilmu Alloh kecuali sekedar yang dikehendaki oleh Nya. Di antara yang penting untuk difahami dari kandungan ayat Kursi adalah batasan ilmu manusia dan kehendak Alloh.

oleh: M. Agus Syafii
Read more

8 Skill Umum Yang Diperlukan Pada Bisnis Internet

0 komentar
Jika sebelumnya kita sudah membahas hal-hal yang dipersiapkan sebelum memulai bisnis internet, kali ini kita akan ngobrol mengenaik skill atau keahlian umum yang sebaiknya dikuasai jika kita ingin serius menjadi pebisnis internet. Saya sangat menyarankan Anda untuk menguasai skill-skill ini, tidak peduli jenis bisnis internet apa yang Anda jalankan, karena mereka sangat mampu untuk mendukung kesuksesan bisnis internet Anda. Mau tahu apa saja skill yang saya maksud?
[Ads delivered by FeedBlitz]

1. Kemampuan untuk menggunakan komputer dan internet. Ini adalah kemampuan dasar yang hukumnya wajib untuk dikuasai. Mulai dari sekedar menggunakan program perambah web, membuat dan mengirim email, menggunakan messenger, menggunakan teks editor, dan sebagainya. Yang bersifat umum deh pokoknya.
2. Kemampuan berbahasa Inggris. Bagi saya ini juga merupakan basic skill yang sebaiknya dikuasai. Tidak perlu sampai harus bisa ngobrol dengan bule segala, at least, kalau disuruh daftar ke sebuah program luar, gak bingung cara ngisi form pendaftarannya. Salah satu sarana belajar bahasa Inggris yang saya rekomendasikan adalah di sini.
3. Kemampuan menulis atau copywriting. Sebagian besar bisnis internet akan bersinggungan dengan skill ini. Monetisasi blog (terutama paid review), affiliate marketing, digital product creation, dan sebagainya. Sebuah investasi yang berharga deh pokoknya.
4. Kemampuan berkomunikasi, baik verbal maupun lisan. Meskipun yang kita hadapi langsung adalah sebuah kotak layar monitor, namun bukan berarti kita tidak berhubungan sama sekali dengan sesama manusia. Bahkan blog monetizing pun ada kalanya menuntut kita untuk mampu berkomunikasi dengan baik.
5. Kemampuan pemasaran atau marketing. Well, namanya aja sudah ‘bisnis’ internet, ya sudah pasti gak jauh-jauh dari urusan promosi dan pemasaran. Dengan menguasai marketing skill, Anda bisa lebih memahami konsumen Anda dan tahu cara untuk mengembangkan produk dan diri Anda. Dan FYI, ini tidak terbatas pada affliate marketing saja, pada monetisasi blog pun kita bisa menerapkan tehnik-tehnik pemasaran. We’ll talk about this in detail next time.
6. Kemampuan desain grafis. Tidak mutlak, tapi akan sangat membantu Anda. Setidaknya, Anda tahu cara untuk membuat banner atau header sederhana.
7. Kemampuan membuat web. Baik menggunakan CMS atau membangun sendiri secara manual, skill ini merupakan salah satu investasi yang berharga. Tentu saja mencakup penguasaan terhadap bahasa HTML, CSS, dan sejenisnya ya. Kenapa? Karena setidaknya jika ada hal-hal kecil yang ingin Anda lakukan terhadap situs Anda, Anda tidak perlu lagi menyewa jasa orang lain untuk melakukannya. Hemat biaya, hemat waktu. Anda bisa belajar mengenai hal ini melalui salah satu produk PanduanDasar.Com, Panduan Dasar Membuat Website *promosi*
8. Kemampuan SEO. Bukan karena saya menjual produk mengenai SEO, namun penguasaan mengenai tehnik-tehnik SEO merupakan sebuah modal berharga yang akan sangat berguna apabila bisnis internet yang Anda lakukan banyak berhubungan dengan situs web. Sama seperti kemampuan membuat web, Anda juga dapat menghemat banyak biaya dengan meng-DIY-kan proses optimasi mesin pencari terhadap situs Anda.

Sumber: Cosa Aranda Dot Com
Read more

Pentingnya Berjiwa Besar Bagi Guru

0 komentar
Profesi guru dapat dikatakan sebagai profesi pelayanan di bidang jasa, sama halnya dengan orang yang bekerja di bidang kesehatan, atau di bidang jasa lainnya. Orang-orang yang bekerja dalam bidang jasa bekerja sesuai dengan moto yang dianut oleh instansi mereka, sebagai contoh “Kami melayani anda dengan senyum, kami melayani anda dengan sepenuh hati, Kepuasan pelanggan adalah komitmen kami, dan lain-lain”.

Namun sebagian guru ada yang telah melupakan motto mereka-tut wuri hadayani, sebagai konsekwensinya mereka cenderung mengajar sesuka hati, atau sesuai dengan kata hati saja. Barangkali karena mereka cuma banyak berhubungan dengan manusia kecil- anak didik, yang mungkin tak perlu pelayanan.

Orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan mungkin juga berfikir demikian pula. “Wah kan cuma melayani orang sakit, pasien yang baik, tentu pasien yang patuh dan tidak banyak ngomong dan mematuhi suruhan dan larangan rumah sakit”. Namun entah mengapa secara pelan-pelan pasien menyerbu rumah sakit di Malaka, di Negeri Jiran. Apa alasannya “kami puas dengan pelayanan yang mereka berikan”.

Baru-baru ini ada teman baru pulang dari mengikuti program magang guru di Australia (Program magang guru MIPA-guru SBI- Propinsi Sumatra Barat) mengatakan bahwa kualitas otak guru-guru kita tidak kalah dari kualitas guru-guru di Australia. Keunggulan atau kelebihan guru di sana adalah pelayannan mereka pada anak didik, atau prefesionalitas dalam pelayanan selama pembelajaran. .

Bila anak didik bertanya pada guru dalam suatu kelas, “Miss Nancy, I don’t understand about this subject”. Maka guru dengan serta merta segera bangkit, tersenyum dan buru-buru mendatangi bangku siswa sambil berucap “What Can I do for you”, kalau siswa mampu menyelesaikan sebuah problem, langsung memberi appresiasi “Oh great, how could you do that”, dan kalau siswa salah/ belum benar dalam mengerjakan soal, masih berucap hal-hal positif “That’s oke, I am sure you can do it”.

Hal yang kontra, tanpa merendahkan kualitas guru kita sendiri, kalau ada seorang siswa yang bertanya dalam PMB maka dengan bergaya seorang bos, siswa akan dipanggi ke depan/ ke meja guru “Yang tidak mengerti mari maju ke depan”. Atau komentar lain, “Ini saja kamu tidak mengerti”. Kemudian kalau siswa melakukan kesalahan dalam menjawab soal maka kita/ guru akan berkomentar, “Wah kalau begini cara kamu lebih baik kamu turun kelas atau ikut les privat saja !”. Alhasil banyak siswa cenderung memilih bungkem dari pada dimarahi atau ditertawakan guru.

Apakah ekspresi di atas terlalu mengada-ada atau tidak, namun fenomena tersebut dapat kita jumpai dengan mudah pada berbagai sekolah. Kalau begitu kenyataannya apa yang kurang bagi kita sebagai guru? Tentu saja kita kurang berjiwa besar, kurang menyadari bahwa kita digaji atau dibayar oleh negara untuk mendidik, apalagi bagi guru yang sudah menerima imbalan sertifikasi maka sudah sewajarnya kita menunjukan pelayanan prima- excellent service- dalam PBM, dan segera menjadi guru yang memiliki jiwa besar dan berfikir positif.

Berjiwa besar dan berfikiran positif ? David J Schwartz (1996) menulis buku dengan judul “The Magic of Thinking Big”, yaitu tentang berfikir dan berjiwa besar. Idenya sangat bagus kita adopsi, sebagai guru, agar kita bisa meningkatakan pengabdian dan pelayanan pada anak didik.

Kata “berfikir positif” sering diikuti oleh kata ‘berjiwa besar”. Dalam hidup banyak orang yang berbicara tentang kata atau frase tersebut. Ini menandakan kesadaran untuk menjadi manusia yang baik sudah menjadi dambaan. Orang yang memiliki pikiran positif dan sekaligus berjiwa besar sangat dihargai dan dianggap memiliki derajat yang tinggi. Menjadi orang yang berfikiran positif dan berjiwa besar dapat digapai dengan ilmu dan mengamalkan agama.

Dalam Al-Quran (58:11) dijelaskan bahwa Allah Swt meninggikan derajat orang yang beriman, yaitu orang yang diberi ilmu. Sekali lagi, bahwa untuk menjadi orang yang berfikiran positif, sangat membutuhkan ilmu pengetahuan, pembiasaan, atau latihan dan kesabaran. Berfikir positif sangat bermanfaat bagi guru sebagai pendidik. Salah satu manfaat yang kita rasakan adalah menjadi guru yang berhasil dalam mendidik.

Keberhasilan dalam hidup, apakah sebagai pebisnis, sebagai guru, wiraswasta, dan lain-lain, tidak bergantung pada besarnya otak yang kita miliki atau kecerdasan kita saat kuliah dulu, tetapi ditentukan oleh cara berfikir positif- berarti kemampuan afektif. Maka berarti bersekolah sudah tidak tepat lagi kalau hanya untuk mencerdaskan otak, namun membiarkan sikap atau kepribadian menjadi kerdil.

Harus diakui bahwa kita dan semua guru adalah produk dari cara berfikir orang di lingkungan kita- cara mereka merespon dan memberi kita stimulus sejak kecil. Coba ingat dan perhatikan cara berfikir orang tua kita, paman kita, tetangga, atau kenalan kita atau kita sendiri: “kalau badan saya cukup sehat cuma kantong saja yang sakit. Tetangga saya kerjanya cuma goyang-goyang kaki, tiba tiba kok jadi kaya mendadak…,kepala sekolah saya kerjanya mengurus proyek melulu….., Saya ingin maju tapi tidak punya waktu…!” Demikian beberapa komentar, yang terwujud dari cara berbicara dan cara berfikir kita dalam percakapan pribadi. Ini pertanda bahwa kebanyakan cara berfikir kita bisa jadi juga kerdil.

Anak-anak kita dan siswa-siswi kita menjadi orang baik atau menjadi orang buruk juga ditentukan dari cara berfikir kita. “Menurutku, kamu adalah anak yang baik. Kamu disenangi karena sungguh jujur atau saya tidak sudi lagi menajak kamu belajar di sini, …susah saya lagi untuk percaya padamu”. Kata kata yang kita ucapkan segera kita lupakan namun selalu tertancap dalam sanubari anak, adik dan kenalan kita dan sekaligus akan mempengaruhi pribadi mereka.

Eksistensi (keberadaan) diri kita memang ditentukan dari cara kita berfikir. Apakah fikiran kita menentukan diri kita sebagai guru yang berharga atau tidak. Kalau fikiran kita mengungkapkan diri kita adalah guru yang berharga maka mari kita wujudkan ke dalam penampilan , cara berpakaian, cara berjalan, cara tersenyum dan cara berbicara, Maka kemudian beritahu orang tentang apa yang bisa kita perbuat. “Apa yang bisa saya kerjakan buat anda ?” dan kita tidak akan berucap lagi “Maaf saya tidak sanggup”. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan kalau kita sungguh-sungguh ingin menjadi guru berhati lapang (berfikiran positif) tanpa pernah membiarkan jiwa tumbuh kerdil,yaitu: menjaga kualitas human relation, mempelajari tentang bagaimana menjadi guru berhati lapang atau berjiwa besar.

Never let personality grow small

Never let personality grow small atau jangan biarkan jiwa tumbuh kerdil. Ada hal-hal yang perlu kita hindari karena berpotensi membuat jiwa tumbuh kerdil seperti kebiasaan suka berdalih, memompakan pikiran negatif pada banyak orang, anti kerja keras dan malas. Hal-hal sepele ini bisa bercokol pada diri kita dan kadang kala kita pelihara sepanjang waktu.

Tidak bagus jadi pendidik yang gemar berdalih atau mencari-cari alasan. Namun kenyataannya kita gemar melontarkan ekspresi berdalih. Ketika kita diberi amanat untuk tampil kita berdalih, “Wah pak, janganlah dulu, saya belum siap…., wah pekerjaan itu terlalu mudah buat saya, atau apakah Bapak tega melihat saya berlumuran Lumpur…!”

Selanjutnya cegahlah pertumbuhan jiwa yang kerdil dengan memilki karakter suka belajar/ bekerja keras dan tekun dalam kehidupan ini. Untuk menjadi sukses, misal menjadi guru inti, menjadi kepala sekolah, menjadi widyaswara, menjadi penulis sukses- atau sukses pada bidang lain, maka diperlukan ketekunan dan kerja keras. Ki Hajar Dewantoro, telah member model buat kita. Ia sangat tekun dan suka kerja keras sehingga motonya “ing madya mangun karso, ing ngarso sing tulodo, tut wuri handayani’ dikenang sepajang zaman. Sayang banyak guru kurang paham dengan moto ini lagi.

Human relation

Cara kita berfikir, apakah cendrung berfikir negatif atau malah berfikiran positif, terlihat dalam human relation- hubungan kita dengan manusia lain seperti dengan teman, tetangga, family. Agar guru tidak terjebak dalam gaya berfikir kerdil maka tidak pantas kalau setiap kali berjumpa dengan seseorang, kita terjebak cuma berbicara tentang kesehatan kita sendiri. “saya kurang sehat kemaren tidak bisa mengajar , sudah tiga bulan diserang asam urat… sudah pergi ke puskesmas”. Kemungkinan percakapan tentang kesehatan sendiri akan membuat orang lain bosan, sebab dapat membuat kita menjadi rewel dan terkesan egosentris.

Masih seputar human relation bahwa kualitas diri kita ada pengaruhnya dari hubungan kita dengan orang lain. Kalau teman kita (walau sebagai guru) rata-rata misalnya pencandu “penyabung ayam atau suka taruhan atas pertandingan sepak bola” pasti kita juga dinilai sebagai guru dengan pribadi negatif- guru yang gemar berjudi. Memang orang dinilai berdasarkan siapa teman-teman mereka. The bird with the same colour fly together- burung yang sama bulunya terbang bersama.

Hubungan seseorang menentukan keberhasilan mereka. Guru bergantung pada keberadaan siswa, penjual bergantung pada pembeli, pedagang bergantung pada pembelinya, dan lain-lain. Profesi yang berhubungan dengan pelayanan lebih baik berfokus pada pemberian layanan yang prima- excellent service. Bila ini dilakukan maka pamor (nama baik), termasuk uang, akan datang dengan sendirinya.

Sebagai guru maka sangat bermanfaat bila kita memiliki hati yang hangat. Bagaimana suasananya bila seseorang yang berhati hangat datang menghampiri kita dan mengatakan “hallo”, “assalamualaikum” atau ungkapan greeting lainnya dengan mudah. Ini berarti bahwa ia sedang mengembangkan dan meningkatkan kualitas persahabatan dengan kita. Cara lain yang bisa menghangatkan persahabatan adalah dengan memberi perlakuan VIP (very important person) atau orang kelas satu pada orang lain, termasuk pada anak didik sehingga ini membuat mereka akan menyenangi bidang studi yang kita ajarkan.

Namun jika anak didik melakukan kesalahan, mengapa kita musti dengan enteng- menggunakan kekuasaan, membentak dan marah-marah pada mereka “Kamu keterlaluan pada saya…. tidak bisa menghormati saya sebagai guru”. Bukankah lebih santun kalau guru member nasehat dengan empat mata. Sebaliknya bila mereka memperlihatkan kerja keras dan hasil belajar yang bagus maka jangan lupa untuk memuji pekerjaannya. Dalam berkomunikasi guru harus menghindari sikap sarkasme (sikap kasar), sikap sinis dan sikap merendahkan orang lain.



Fikiran positif berasal dari kualitas fikiran

Otak adalah pabrik fikiran yang sibuk menghasilkan produk fikiran setiap waktu. lingkungan dan orang-orang sekeliling kita adalah ibarat laboratorium humaniora bagi diri kita. Kita sendiri adalah ahlinya untuk mengamati labor tadi. Kita dapat mengamati mengapa ada orang yang bisa punya banyak teman atau punya sedikit teman. Mengapa ada orang bisa berhasil atau gagal, atau biasa-biasa saja. Maka pilihlah dua orang yang berhasil dan dua orang yang gagal, cobalah mengobservasi dan menganalisanya. Maka akan kita temui dua contoh orang yang berfikiran postif dan berfikiran negatif. Mengembangkan pribadi yang pro berfikir positif tentu perlu strategi. Untuk itu ada strategi yang perlu kita lakukan dan hal-hal yang perlu kita hindari.

Ada guru yang memandang profesi guru rendah, “Wah apalah artinya kami cuma guru SD…!” Seharusnya sekalipun kita guru TK, SD, SMP atau SLTA harus tetap memandang diri dan profesi sebagai hal yang berharga- maka kita adalah manusia penting. Jika kita berbicara dengan orang lain, kita rasakan bahwa itu adalah percakapan dua orang penting. Guru yang berpribadi minder mungkin berkata “wah aku adalah orang yang tidak berhasil”. Seharusnya kita harus merasa diri kita penting dan begitu pula semua orang. “Renungkanlah bahwa anda, pasangan hidup anda, teman anda, siswa anda ingin pula dianggap penting. Semua orang mengidamkan prestise, ingin dihormati dan diakui”.

Guru yang merasa dirinya tidak penting berarti sedang menuju kehidupan yang biasa-biasa saja, “Wah buat aku arus belajar keras, bidang studi yang aku ajar bukan bidang studi untuk UN (ujian nasinal). Sehausnya kita menanamkan dalam fikiran bahwa kita dan bidang studi/ profesi kita adalah juga penting.

Hal lain yang perlu kita hindari, kalau di sekolah ada guru yang santai mencemooh guru-guru yang smart dan bersemangat, Seolah olah berkesimpulan bahwa tidak ada gunanya untuk jadi guru yang tekun dan rajin, “Wah sok rajin, dunia ini tidak akan selesai oleh usaha kita sendiri”. Maka abaikan saja komentar guru atau teman yang berfikiran negatif tersebut.

Menjadi guru berhati lapang- berjiwa besar tidak boleh memonopoli percakapan. Namun coba pula menjadi pendengar, dan dapatkan teman untuk banyak belajar. Menjadi guru yang berhasil berarti harus tidak memiliki kebisaaan “suka menunda waktu, banyak nonton TV dan kebisaaan bergossip”. Namun rencanakan kerja tiap hari- pada malam harinya. Biasakan suka memberi apresiasi pada orang-termasuk pada anak didik,dan memberi komentar serta respon positif. Hindari memperlakukan manusia (anak didik) sebagai mesin, untuk diperintah dan diotak-atik. Sangat tepat memperlakuka anak didik sebagai manusia- yang juga perlu dihormati, dibantu dann dipuji secara pribadi.

Tindakan lain untuk menjadi guru yang berjiwa besar.

Bagaimana tindakan lain yang perlu kita terapkan untuk menjadi guru yang dianggap bisa berjiwa besar ? Setiap guru harus menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Tidak seorang pun yang memerintahkan kita untuk mengembangkan kualitas pribadi. Apakah kita mau berkembang atau tidak, tertinggal atau bergerak maju. Ini ditentukan oleh ketekunan pribadi kita dan membutuhkan waktu, kerja keras dan pengorbanan yang seius. Guru perlu menajamkan fikiran dengan membaca majalah professional pada bidang studi yang kita geluti, dan membaca buku lain seperti buku filsafat, komunikasi, agama, pedagogi untuk meningkatkan kualitas profesi dan pribadi kita sendiri.

Untuk itu mari kita putuskanlah untuk membeli satu buku yang mendorong semangat tiap bulan dan berlangganan majalah dan jurnal untuk menajamkan gagasan. Nanti akan kita rasakan betapa indahnya menjadi guru yang berjiwa besar. Semoga.

oleh: Marjohan M.Pd
Read more

Kurang Modal? Jual Diri Dong!

0 komentar
Prostitusi, kabarnya adalah ‘pekerjaan’ paling kuno yang pernah ada dalam sejarah manusia. Saya kurang tahu apakah pada jaman dinosaurus sudah ada yang melakoni pekerjaan tersebut atau belum, tapi yang jelas, di jaman nabi, jaman kejayaan Yunani, kekaisaran Roma, dan sebagainya, sudah banyak yang memanfaatkan tubuhnya untuk mencari uang. Gak pria, gak wanita.
[Ads delivered by FeedBlitz]

Tubuh kita memang salah satu modal yang sangat berharga, yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita. Jadi sebenarnya, sah-sah saja apabila kita mengeksplor manfaatnya bagi kepentingan kita sendiri. Dan sah-sah saja apabila kita ‘menjual diri’ kita untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau untuk mencapai sesuatu yang menjadi cita-cita kita.

Eits, tunggu dulu. Jangan terburu mandi dan berdandan, kemudian berdiri di trotoar jalan protokol. Bukan itu yang saya maksud. Yang lebih elit dong. Pasang iklan di koran lampu merah misalnya. Loh?

Gini, maksud saya, untuk mencapai sesuatu, kita harus memaksimalkan apa yang ada di dalam diri kita. Termasuk itu tubuh (keuletan), akal (pengetahuan), dan pikiran (mindset, tekat, moral). Dengan memanfaatkan ketiga faktor tersebut sebaik-baiknya, kita akan bisa mengeliminir faktor minusnya materi.

Contoh cara pemanfaatan ketiganya dalam bisnis internet akan dibahas di artikel berikutnya.

Sekarang kembali lagi ke para penjaja kenikmatan. Meskipun banyak dari mereka yang berpenghasilan lumayan, tapi sebenarnya pengeluaran mereka juga lumayan. Ongkos ke salon, ongkos beli baju, ongkos beli kosmetik, dll dsb dst. Ini yang namanya ‘memaksimalkan’ potensi diri. Sebagai pebisnis internet, kita juga harus tidak boleh kalah. Kita harus mampu untuk memoles ketiga elemen yang ada di dalam diri kita agar ketiganya bisa ‘berfungsi’ semaksimal dan seefektif mungkin.

Salah satu caranya adalah dengan berinvestasi — investasi waktu, investasi ilmu, dan investasi sosial.

Investasi waktu adalah bagaimana kita secara disiplin menyediakan waktu kita untuk mempelajari dan mempraktekkan bisnis internet dengan sungguh-sungguh. Kata kuncinya ada di kata ’secara disiplin’, yang berarti, bukan sekedar durasi waktu yang menjadi ukuran, melainkan juga seberapa besar porsi dari waktu tersebut yang benar-benar dialokasikan untuk bersinggungan dengan dunia bisnis internet.

“Aku tiap hari ngenet minimal 2 jam loh!”

“Tapi kok blognya gak updet-updet?”

“Heheheh, iya, soalnya sibuk maen Mafia War sih…”

Karena kata kuncinya adalah ‘disiplin’, maka jangan jadikan faktor-faktor pihak ketiga sebagai alasan untuk gagal. Disiplin berasal dari diri kita sendiri. Dan untuk berdisiplin waktu, ada cara efektif yang dulu juga saya lakukan pada saat awal-awal belajar mengenai bisnis internet. Jadi jangan iri apabila dulu saya ‘hanya’ butuh waktu 3 bulan untuk mendapatkan $1000 saya yang pertama dari Google AdSense. I worked hard for it and I totally deserved it :)

Seperti apa sih caranya? Gampang. Tutup semua channel komunikasi di dunia maya. Uninstall Yahoo! Messenger, uninstall Skype, uninstall mIrc. Kalau perlu, minta seseorang untuk mengganti password Facebook Anda agar Anda tidak bisa login lagi. Gak perlu dihapus lah akunnya, eman-eman. Intinya, minimalisir akses ke kegiatan-kegiatan yang berprioritas rendah secara akal sehat.

Lanjut.

Investasi Ilmu adalah bagaimana kita meluangkan waktu dan menyisihkan sebagian dari modal kita untuk meng-upgrade ilmu yang kita miliki. Dunia bisnis internet terus berputar bagai roda becak. Kadang bisa di atas, kadang bisa di bawah, kadang bisa lewat lumpur, kadang bisa lewat jalan aspal. Maksudnya sih, ilmu yang Anda miliki tidak selamanya abadi, jadi jangan terlalu berpegang pada ego Anda. Apa yang Anda ketahui hari ini bisa saja tidak berlaku lagi di keesokan harinya.

Cari panutan yang tepat, cari guru / mentor yang tepat, dan cari sumber belajar yang tepat. Tambahkan ketiganya dengan sebuah pikiran yang terbuka (open mind) dan selamat, Anda telah mendapatkan kombinasi yang dashyat untuk meningkatkan pengetahuan Anda di bisnis internet.

Tapi jangan lupa, belajar terus juga gak ada gunanya. Kudu praktek, praktek, dan praktek. Jadi buatlah jadwal yang berimbang antara waktu belajar dengan waktu praktek. Jangan biarkan ilmu yang sudah didapat berkarat begitu saja di dalam salah satu ruang otak Anda.

Yang terakhir, investasi sosial adalah bagaimana Anda meluangkan waktu Anda untuk bersosialisasi dengan sesama pebisnis internet, baik yang sama-sama masih belajar atau yang sudah sukses. Prosesnya bisa dilakukan di dunia maya (conference, forum) atau di dunia nyata (gathering, workshop, seminar). Tahu tidak, dua kesalahan yang sering dilakukan oleh mereka yang berminat dengan bisnis internet adalah:

* Mereka menutup diri terhadap orang lain. Maunya belajar belajar sendiri, sukses sukses sendiri, makan makan sendiri, dan minum minum sendiri. Alhasil, tidur pun sendiri, hihihi.
* Mereka memandang acara ‘kumpul-kumpul’ (gathering, workshop, seminar) sebatas arti kata saja. Gathering ya gathering, workshop ya workshop, seminar ya seminar. Padahal, event-event seperti itu merupakan ajang yang tepat bagi Anda untuk berkenalan dan bersosialisasi dengan orang lain. Siapa tahu, suatu saat Anda akan terbantu oleh mereka, atau akan perlu bekerjasama dengan mereka.

Selain itu, dengan bersosialisasi dengan orang lain (sesama pebisnis internet), maka Anda telah mendapatkan teman seperjuangan yang secara tidak langsung akan membuat Anda lebih bersemangat dalam meniti jalur kesuksesan. Gak percaya? Percaya aja deh, udah capek nulis soalnya, bisa kram jari-jari ini kalau masih harus nerangin lagi panjang lebar, hehehe.

Oke, kawan, saya rasa artikel ini sudah cukup panjang, jadi sampai di sini dulu perjumpaan kita kali ini. Sampai jumpa dan sampai bertemu lagi di stasiun dan gelombang yang sama. Bye, bye!

sumber: Cosa Aranda Dot Com
Read more

Tips Memilih dan Membeli Produk Digital

0 komentar
Belajar dari sumber lain merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan skill kita melalui investasi ilmu. Membeli produk digital, misalnya ebook dan video tutorial, merupakan cara yang umum dilakukan. Sayangnya, tidak semua produk digital tersebut dapat bermanfaat bagi proses investasi yang kita lakukan. Bisa karena memang materinya ternyata tidak sesuai dengan yang kita butuhkan, atau karena materinya sudah kita ketahui sehingga nilai manfaatnya bagi kita (bersifat subyektif) terasa kurang, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu bijak dalam memilih dan membeli produk digital, agar modal bisnis internet yang kita keluarkan tidak terbuang percuma.
[Ads delivered by FeedBlitz]

Berikut ini beberapa tips dalam memilih dan membeli produk digital:

* Pelajari isi dan fungsi dari produk yang bersangkutan, apakah sesuai dengan kebutuhan kita atau tidak. Pertimbangkan baik-baik dan jangan sampai Anda membeli hanya karena emosi. Yang paling penting: jika Anda merasa sudah mahir, JANGAN membeli produk yang dibuat untuk pemula. Demikian pula sebaliknya. Kenapa? Karena apabila target market dan consumer benar-benar match, maka saya yakin sebenarnya (hampir) semua produk bermanfaat. So, jangan keburu men-judge ‘pengikut fanatik’ sebuah produk adalah orang ‘bodoh’ yang ‘tertipu’ oleh produk yang bersangkutan. Bisa jadi memang merekalah target sesungguhnya dari produk tersebut dan mereka memang mendapatkan banyak ilmu dari produk tersebut.
* Pelajari track record dari pembuat produk yang bersangkutan — apakah benar ia memang ‘ahli’ dalam bidang yang ia sebutkan, apakah ia pemain lama atau baru, apakah ada orang lain yang mengenalnya, dan sebagainya.
* Pastikan bahwa pembuat produk yang bersangkutan tidak fiktif dan orangnya bisa dihubungi — cek apakah ia memiliki blog (sehingga kita bisa sedikit mengenal tentang dirinya), cek apakah ada info kontak yang valid, dan sebagainya
* Harga memang bersifat relatif, tapi berhubung standar harga untuk produk digital di Indonesia masih termasuk rendah, maka perlu ekstra waspada pada produk-produk yang dijual dengan harga di atas rata-rata. Ekstra waspada di sini dalam arti kita harus ekstra menerapkan poin ke-1 dan ke-2 di atas dengan lebih jeli. Membeli produk berharga 1 juta dari seorang Welly Mulia misalnya, masih jauh lebih aman dibandingkan membeli produk dengan harga yang sama dari seseorang yang bernama Boneng (fiktif) dari situs RahasiaBoneng.Com (fiktif juga).
* Pahami bahwa sales letter adalah sebuah papan iklan yang memang dibuat dengan tujuan agar Anda membeli produk yang bersangkutan. Dan karena namanya iklan, sudah pasti penuh dengan kata-kata bombastis yang diharapkan akan mampu menarik emosi Anda terhadap produk tersebut. Jadi, jangan permasalah bagaimana isi dari sales letter tersebut, tapi permasalahkan bagaimana cara kita membaca sebuah sales letter. Cara yang paling tepat agar tidak terjebak oleh isi dari sales letter adalah dengan mengabaikan isi dari sales letter yang berupa rangkaian kalimat pemasaran dan rangkaian kalimat ‘penggugah emosi’. Abaikan juga gambar atau video yang menunjukkan kemewahan atau keberhasilan karena siapa saja bisa membuatnya.
Bukti transfer di BCA? Ada oknum-oknum tertentu yang bisa membuatkannya untuk Anda, sebuah buku tabungan lengkap dengan mutasi debit / kreditnya. Persis asli.
Video bukti transfer di KlikBCA? Saya bisa dengan mudah meminta bantuan seluruh anggota keluarga besar saya untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening saya sehingga seolah-olah ada banyak orang yang membeli produk saya.
Foto atau video penjual produk dengan latar belakang mobil mewah atau rumah mewah? Tinggal sewa saja, 1.5 juta cukup kok untuk proses pengambilan gambar / video.
Screenshot AdSense, Clickbank, Amazon, dan lain-lain? Bisa dimodifikasi dengan menggunakan HTML editor.
Nah loh.
* Masih tentang sales letter, untuk testimoni, perhatikan siapa yang memberikan testimoni. Saya pribadi tidak percaya dengan testimoni yang ditulis dengan model seperti ini:

“Produk ini keren banget. Saya bisa dapet penghasilan minimal 10 juta / bulan sejak menerapkan ilmu yang ada di ebook ini”
– Suti, Malang, suti_xxxx@gmail.com

Siapakah Suti? Alamat email dia apa sebenarnya? Gak jelas banget, kan?
Selain model testimoni di atas, ada juga testimoni yang mencantumkan alamat situs pemberi testimoni. Meskipun ini masih lebih valid dibandingkan model testimoni sebelumnya, tapi pastikan juga untuk mengecek situs yang bersangkutan. Kalau ternyata mengarah ke domain parking atau sebuah blog di Blogspot yang terakhir di-updet 3 tahun yang lalu, ya saya rasa sudah jelas tingkat validitasnya.
* Masih tentang sales letter, meskipun tercantum pernyataan mengenai garansi, biasanya untuk produk lokal kita sulit untuk mengklaim garansi tersebut. Berbeda dengan penjual produk di luar yang terus terang lebih jujur masalah garansi uang kembali. Oleh karena itu, sebaiknya tanggapi pernyataan mengenai garansi tersebut dengan ‘bijak’ alias tidak perlu berharap terlalu banyak, hehehe.
* Terakhir, sebelum benar-benar memutuskan untuk membeli, kunjungi berbagai forum bisnis internet yang ada dan minta pendapat atau masukan dari orang-orang yang SUDAH membeli produk tersebut. Maaf, tapi jangan dengarkan masukkan dari orang yang BELUM / TIDAK membeli produknya atau mendapatkan produk tersebut secara ILEGAL karena pendapat mereka tidak obyektif. Kalau perlu, cobalah cek di forum-forum warez, apakah ada yang menyediakan link download produk tersebut atau tidak. Meskipun bukan ukuran mutlak, namun produk yang kualitasnya di bawah rata-rata biasanya tersedia di forum-forum tersebut.

Kawan, tips-tips di atas sama sekali tidak bermaksud untuk menjelekkan atau menjatuhkan produk atau pembuat produk tertentu. Justru sebaliknya. Apabila ada orang yang membeli produk kita SETELAH mereka menerapkan tips-tips di atas, berarti mereka adalah orang-orang yang memang berminat terhadap produk kita. Bukan yang hanya membeli karena tertipu atau karena coba-coba. Dan saya yakin, untuk di ke depan hari, pembeli seperti mereka lah (yang membeli karena minat) yang jauh lebih berharga bagi kita.

Dan bagi calon pembeli produk digital, yuk cerdas dalam memilih produk :)

sumber: Cosa Aranda Dot Com
Read more

Buku Tamu

:Wikimu - bisa-bisanya kita.../ Gelang merah untuk anak Indonesia

Bening CS© 2011 Design by Insight